Kurikulum Prototype 2022 Kebijakan Kurikulum untuk pemulihan pembelajaran setelah pandemi
Kebijakan Kurikulum untuk pemulihan pembelajaran setelah pandemi
Kurikulum Darurat
guruedukasi.com - Opsi
untuk menggunakan kurikulum prototyping yang berfokus pada penguatan karakter
dan kompetensi dasar berlanjut dengan dukungan, Kebudayaan, Penelitian dan
Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai upaya dengan mengambil pendidikan karena
pandemi. Diyakini bahwa kurikulum prototipe dapat membantu mengatasi sekolah
dampak hilangnya pembelajaran karena pembelajaran yang optimal selama dua tahun
terakhir.
guruedukasi.com - Anggota
Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau yang biasa kita sebut
sebagai DPR RI, Sofyan menyambut baik keberadaan opsi prototipe kurikulum yang
dianggap mengurangi beban mahasiswa dan guru karena materi yang disajikan lebih
sederhana dan lebih banyak fleksibel. Kurikulum ini menyoroti bahan-bahan
penting sehingga guru memiliki waktu yang cukup untuk pembelajaran mendalam untuk
keterampilan dasar, seperti literasi dan penomoran.
beliau
juga menekankan akan pentingnya adaptasi dan inovasi untuk bertahan hidup di
tengah-tengah waktu. Termasuk salah satunya sehubungan dengan opsi model
kurikuler yang diterapkan di Indonesia. Menurutnya, kebijakan kurikuler harus
mampu membentuk bakat dan karakter anak secara keseluruhan (holistik).
"Tidak
melepas (kurikulum sebelumnya), tetapi ini lebih efisien. Ini adalah kebijakan
umum, saya menerima bahwa kurikulum ini akan diimplementasikan di Indonesia,"
jelasnya terhadap peserta dari kegiatan kurikuler dalam konteks pemulihan
pembelajaran di Lembaga Penjamin Kualitas Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumatra
Norte (Sumatra Utara) di Medan, Jumat (1/1).
guruedukasi.com - Kemendikbudristek telah membuat pemantauan dan evaluasi kurikulum darurat yang dilakukan oleh beberapa sekolah dalam periode pandemi. Akibatnya, penerapan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak hilangnya pembelajaran karena pandemi yang signifikan. Studi Badan Standar, Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan (BSKAP) menunjukkan bahwa siswa dengan pengguna kurikulum darurat memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada pengguna kurikulum 2013 secara keseluruhan, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi. Jika peningkatan hasil belajar tercermin dalam proyeksi penomoran dan literasi hilangnya pembelajaran, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi 73% (literasi) dan 86% (penomoran).
Penyesuaian Kurikulum pada Satuan Pendidikan
guruedukasi.com - Dengan
kata lain, hasilnya menunjukkan bahwa unit pendidikan dilakukan dengan
penyesuaian dengan kurikulum pada periode pandemi cenderung meminimalkan dampak
kehilangan pembelajaran. Kurikulum darurat dianggap efektif untuk mengurangi
hilangnya pembelajaran karena membantu guru menjadi fleksibilitas dalam konteks
pembelajaran setuju dengan kemampuan siswa (mengajar di tingkat yang tepat) dan
konten lokal. "kurikulum yang akan di terapkan harus mengakomodasi partisipasi dan pemangku
kepentingan masyarakat sehingga apa yang diajarkan relevan," tambah Sofyan
dilansir dari Detikdotcom
Kepala
BSKAP, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Aditomo Aditomo percaya bahwa
komponen penting dalam proses pendidikan adalah ketika materi / konteks
pembelajaran relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ini adalah kerangka berpikir
tentang membuat penyesuaian kurikulum. "(Saat ini) antara apa yang
dipelajari (konteks) dengan aplikasinya sangat berbeda, mengapa kita
menyesuaikan kurikulum untuk mengatasi krisis pembelajaran," Tekan?
Mengacu
pada data PISA, kata Anindito, hanya beberapa siswa di Indonesia yang
mendominasi keterampilan dasar dalam literasi dan penomoran pada tingkat junior
yang tinggi dan setara. Kesenjangan di bidang pendidikan dan ekonomi yang
mengatakan, akan menjadi "bom waktu" selama generasi yang akan menembus
sektor lain yaitu, sosial dan politik. Kurikulum yang relevan menurutnya adalah
instrumen yang sangat berpengaruh untuk mencegah celah, terutama bagi siswa
yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial dan geografis.
"Tidak
cukup dengan hanya satu dengan (penyesuaian) kurikulum, tetapi kami juga
merancang program independen, kami belajar sebagai prioritas ketika berhadapan
dengan krisis belajar," katanya, mengundang semua ekosistem pendidikan
untuk mendukung peningkatan kurikulum sistemik. Dia percaya, kurikulum
berkontribusi untuk mengoptimalkan pola pengajaran para pendidik. Jelas, dengan
penerapan kurikulum darurat, ada dampak positif yang signifikan pada prestasi
belajar siswa.
"Kami
menerapkan kurikulum prototipe ini terbatas pada sekolah mengemudi untuk
mendapatkan komentar terlebih dahulu. Tidak ada pilihan untuk sekolah lain yang
ingin mengeksekusi rencana prototipe, kami mendukung. Hanya ada koleksi catatan
dan data," kata kepala BSKAP.
guruedukasi.com - Pada
kesempatan yang sama, kata Sekretaris BSKAP, Suhadi, pengembangan kurikulum
adalah suatu keharusan untuk referensi pembelajaran untuk selaras dengan
karakter siswa dan sesuai dengan waktu. Beliau sendiri mengatakan "Aktivitas
sosialisasi ini adalah upaya kami sehingga kebijakan kurikuler dapat dipahami
dengan baik oleh ekosistem pendidikan di Indonesia. Selain itu, untuk menerima
komentar sehingga kurikulum prototipe dapat diimplementasikan dengan
benar," ungkapnya
guruedukasi.com - Untuk
mendukung implementasi studi prototipe, Kepala Sumatra LPMP Utara, Afrzal
meminta saham kebijakan di wilayahnya untuk memahami kurikulum komprehensif
ini. Dalam pameran, ia memberikan beberapa tahap penerapan kurikulum prototipe
berdasarkan persiapan dan pembentukan tujuan pada bagian unit pendidikan. Tahap
pertama adalah kompleksitas sederhana setelah contoh-contoh yang telah
disediakan / dilatih. Tahap kedua adalah kompleksitas dasar yang memodifikasi
mengacu pada contoh yang disediakan / dilatih.
Tahap
ketiga adalah kompleksitas moderat dengan berkembang sesuai dengan konteks unit
pendidikan dengan partisipasi dan komunitas warga negara terbatas. Tahap
keempat adalah kompleksitas tinggi, yaitu, untuk berkembang sesuai dengan
konteks unit pendidikan dengan partisipasi besar penduduk sekolah. "Semua
fasilitas telah disiapkan. Semua kelas tidak harus berada di sekolah, tetapi
kelas-kelas tertentu dapat dipilih sebagai sampel. Kantor pendidikan regional
harus mengerti, belajar, lalu memutuskan, dan mempersiapkan", kata afrzal.
Pada kesempatan yang sama, kepala Kantor Pendidikan Provinsi Sumatra Norte, Syaifuddin juga menyebutkan pentingnya keterampilan teknis (keterampilan sulit) dan keterampilan non-teknis (soft skill) yang dikendalikan oleh siswa. Dia ingat bahwa komposisi penyesuaian kurikulum tidak melupakan dua kompetensi untuk berfungsi seimbang. Lebih dari itu, siswa juga harus memahami budaya dan lingkungan mereka sehingga mereka dapat jatuh ke masyarakat untuk menghasilkan sebuah karya yang berguna untuk membangun peradaban dan mempertahankan kelestarian.
Tidak Ada KKM di Kurikulum Prototype
Syaifuddin
menyatakan dukungannya untuk kurikulum yang ia lakukan terbaik di Indonesia.
Dia berharap bahwa penyesuaian kurikuler dapat memperkuat pembangunan iklim
pendidikan ke arah yang lebih baik. "Tidak hanya siswa yang berakhir,
tetapi juga membebaskan mereka untuk manusia yang bermanfaat untuk lingkungan
mereka," pungkasnya.
Peserta
yang menghadiri kegiatan sosialisasi kurikuler adalah perwakilan dari Kantor
Provinsi, Pendidikan Kabupaten / Kota; Kementerian Agama (Kementerian Agama),
lembaga pendidikan pendidikan (LPTK), PGRI, IGI, lembaga agama, pengawas,
direktur, unit pendidikan, dan media.
KKM pada Kurikulum 2022
guruedukasi.com - Untuk
mengetahui capaian belajar sudah memadai atau belum, dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran, guru diberikan keleluasaan
untuk menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik kompetensi pada tujuan pembelajaran dan aktivitas
pembelajarannya. dengan Melalui asesmen formatif pada pembelajaran dilakukan untuk
mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Jadi nantinya pembelajaran akan difokuskan pada asesmen formatif apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau
belum tercapai oleh siswa. Sumber berita ini Dikutip dari https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/
Tujuan
pembelajaran tersebut adanya di setiap mata pelajaran, dari topik bahkan sub
topik materi pelajaran. Bukan di akhir semester atau di tengah semester. Pembelajaran
difokuskan pada penilaian formatif. Dalam hal ini guru diberikan keleluasaan
untuk menentukan kriterianya yang tentu menyesuaikan dengan karakteristik pada
tujuan pembelajaran dan aktivitas pembelajaran.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa di kurikulum terbaru 2022 atau
paradigma baru tidak ada lagi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Karena dalam
pembelajaran, berfokus pada proses di penilaian formatif sebagai tolak ukur
bahwa pembelajaran sudah tercapai atau belum tercapai.
Pemberlakuan Kurikulum 2013 di tahun 2022
Sumber :