Membuka Cakrawala Dengan Banyak Membaca
Membuka Cakrawala Dengan Banyak Membaca
Membaca adalah kunci ilmu. Dan apa yang diperintahkan oleh wahyu pertama kali kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam merupakan bukti yang tahu bagi kami tentang pentingnya membaca. Ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam yakni;
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam.” (QS. al-’Alaq:1-4)
Karena pentingnya membaca dan mencari ilmu maka Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam memberitahukan bahwa mencari ilmu adalah merupakan kewajiban bagi tiap tiap muslim. (HR Ibnu Majah dengan sanad dhaif, dihasankan beberapa ahli hadits dan yang lain menshahihkan). Dan tidak diragukan lagi bahwa membaca adalah tidak benar satu karena yang paling mutlak untuk memperoleh ilmu. Jikalau seseorang tidak senang membaca maka dia tidak bakal dapat belajar dengan baik, dan tidak bakal dapat merealisasikan hikmah dari penciptaannya di dunia, yakni sehingga beribadah kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala, taat kepada-Nya dan memakmurkan bumi.
- Membaca memungkinkan bagi seseorang untuk tahu berbagai hal yang mendambakan diketahuinya dengan tanpa harus melalui orang lain. Dan membaca menambahkan banyak sekali manfaat. Secara ringkas dapat disebutkan sebagai berikut:
- Bahwa membaca -termasuk menulis- merupakan kunci ilmu.
- Membaca merupakan karena terbesar untuk dapat mengenal Allah Subhannahu wa Ta’ala, beribadah kepada-Nya, taat kepada-Nya dan Rasul-Nya.
- Bahwa membaca merupakan tidak benar satu karena paling dominan bagi kemakmuran bumi dan kemajuan ilmu ilmu dan tehnologi.
- Dengan membaca kami dapat tahu suasana umat-umat yang terdahulu dan dapat mengambil faedah dari mereka.
- Membaca merupakan karena bagi seseorang untuk memiliki berbagai ketrampilan dan tahu berbagai perusahaan dan mesin-mesin yang bermanfaat.
- Dengan membaca orang bakal tahu hal-hal yang bermafaat dan yang berbahaya di didalam kehidupan ini.
- Membaca merupakan tidak benar satu karena seseorang memiliki akhlak yang terpuji, sifat-sifat yang tinggi dan juga tabiat yang lurus.
- Dengan membaca seseorang dapat memperoleh pahala yang besar dan balasan yang banyak, khususnya jikalau yang dibaca adalah Kitabullah atau buku-buku yang bermanfaat yang membuktikan kepada kebaikan dan menghindar dari keburukan.
- Membaca merupakan tidak benar satu karena seseorang memperoleh derajat yang tinggi di didalam kehidupan dunia dan akhirat. Karena membaca merupakan tidak benar satu karena untuk memperoleh ilmu. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,
- “Niscaya Allah bakal meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu ilmu beberapa derajat.” (QS. 58:11)
- Bahwa membaca merupakan tidak benar satu karena terbesar untuk tahu berbagai tipu kekuatan musuh Islam dan kaum muslimin dari kalangan orang kafir, mulhidin (penyeleweng) dan kelompok-kelompok sesat. Juga tahu bagaimana cara membantah mereka dan sehingga berhati-hati dari mereka.
- Membaca merupakan tidak benar satu karena untuk capai ketentraman dan ketenangan jiwa dan juga tidak benar satu layanan untuk isi kala yang terluang dengan hal-hal yang positif.
Mengapa Harus Membaca?
Membaca adalah kenikmatan tersendiri didalam jiwa, merupakan hidangan bagi akal, ilmu dan ruh. Dengan membaca seseorang dapat mulai bersatu dengan berbagai zaman dan tempat, seakan-akan dia dengan dengan semua ummat manusia di mana pun mereka berada dan ke mana pun mereka pergi. Membaca merupakan mata air yang jernih, karena merupakan pengalaman yang teruji coba, yang mengguyurkan panduan dan penjelasan, nasihat, bimbingan dan pengetahuan.
Membaca adalah wisatanya akal manusia menuju taman-taman kehidupan di masanya, menuju atsar peninggalan orang yang terdahulu dan menuju harapan di jaman yang bakal datang. Membaca bakal mengantarkan kami dari alam yang sempit dan terbatas menuju alam lain yang lebih luas cakrawalanya dan lebih jauh batasnya. Orang yang tengah membaca seakan-akan hidup di semua masa, di segenap kerajaan dan negeri, di semua kota dan perkampungan. Membaca ibarat sebuah rihlah (perjalanan) di wajah bumi menuju berbagai tempat yang berbagai ragam. Seorang penulis sering kadang mengajak kami untuk mendaki sebuah gunung, kemudian mempunyai kami turun ke lembah, lantas mengajak kami terjadi di antara taman-taman nan hijau, kemudian berganti menuju bebatuan yang bercadas, dan seakan-akan kami dengan dengannya, tidak terpisah walau cuma sebentar. Tempat yang berjauhan tidak mengatasi antara kami dengan sang penulis tersebut. (silakan baca buku tentang pengembaraan Ibnu Bathuthah).
Dengan membaca anda seakan-akan berada di samping para penulis, para ulama dan pemikir yang anda rasakan keutamaan dan keberadaan mereka. Seorang pembaca buku tengah mengambil sesuatu yang paling baik dan indah yang diberikan oleh sahabatnya. Karena penulis tidak bakal menulis di didalam kitabnya jikalau apa-apa yang menambahkan faidah, pengalaman, faedah atau menambahkan pengarahan dengan pilih kalimat yang terbaik.
Membaca menjadikan seseorang tahu tafsir dari firman-firman Allah Subhannahu wa Ta’ala yang merupakan kasus paling penting. Dia dapat menggali perbendaharaannya, ilmu dan hukum-hukumnya, dia bakal tahu yang halal dan yang haram, yang muhkam dan mutasyabih, tahu perumpamaan, kabar gembira, peringatan, nasehat dan kisah-kisah yang berguna. Dengan membaca pula seseorang bakal tahu sunnah Rasul Shalallaahu alaihi wasalam yang merupakan bagian dari al-Qur’an dan sumber hukum ke dua didalam syari’at Islam. Dia menafsirkan dan menyatakan al-Qur’an, jadi dalil dan menambahkan pelajaran dan juga ibrah.
Dengan membaca anda tahu perjalanan hidup Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dan akhlaq beliau yang merupakan nasehat dan pelajaran bagi kami semua. Pada diri beliau terdapat semisal yang baik bagi kita. Semoga Allah Subhannahu wa Ta’ala melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau. Dengan membaca pula anda tahu ilmu-ilmu orang yang terdahulu dan yang akhir, tahu suasana manusia di jaman lampau dan penerusnya. Seorang yang membaca walau tengah duduk di didalam tempat tinggal atau di perpustakaan, tetapi akal dan fikirannya tengah berjalan-jalan menuju semua penjuru bumi.
Melalui membaca bakal diketahui dan dibedakan antara yang halal dan yang haram, yang wajib, yang mustahab (sunnah), yang makruh dan yang mubah. Dengannya diketahui pula jalan kebaikan dan kebahagiaan, jalan yang tidak baik dan menuju kecelakaan, bagaimana amalan yang dapat mengantarkan ke surga, mana perbuatan-perbuatan yang dapat menjerumuskan ke neraka dan diketahui pula sifat-sifat surga, sifat-sifat neraka dan juga para penghuni dari masing-masing keduanya. Dengan membaca anda bakal tahu terdapatnya ganjaran dan balasan bagi orang yang berbuat taat, dan juga hukuman dan adzab bagi orang-orang yang bermaksiat.
Demikian juga untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dan juga terlepas dari kecelakaannya maka kami juga harus membaca dan juga mengamal kan kebaikan yang telah kami ketahui melalui membaca tersebut.
Demikanlah, dan karena ilmu adalah lautan luas yang tidak ada bertepi namun usia manusia adalah sesuatu yang terlalu pendek dan singkat maka mestinya manusia melindungi umurnya dengan banyak membaca buku-buku yang bermanfaat dan juga mengamalkannya, mengawali dari yang terpenting kemudian yang penting, mempelajari kitabullah dan tafsirnya dan juga mengamalkannya, juga mempelajari dan mengamalkan Sunnah Rasul Shalallaahu alaihi wasalam. Keduanya adalah sumber kebahagiaan dan keselamatan. Beliau telah bersabda, artinya,
“Sesungguhnya telah aku tinggalkan di tengah-tengah kalian sesuatu yang jikalau kalian semua bepegang teguh dengannya, maka tidak bakal sesat selama-lamanya,(yaitu) Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.” (HR. al-Hakim, beliau bicara sanadnya shahih).
Karakteristik Buku
Buku adalah sebaik-baik kawan didalam kesendirian dan sebaik-baik teman baik di negeri asing. Dia adalah bejana yang penuh dengan ilmu, dan tidak ada kawan yang paling baik melebihi kitab. Tidak tersedia pula pohon yang umurnya lebih panjang dan buahnya lebih baik dan juga enteng untuk dipetik dibandingkan buku. Buku adalah teman baik yang tidak pernah menyanjungmu dan tidak pula mencelamu, kawan yang tidak membuatmu jemu dan tidak pula menipumu. Jika engkau melihatnya maka ia membuatmu senang, dia pengasah otakmu, meluaskan lisanmu, memberimu penjelasan dengan baik, makanan bagi ruhmu dan konsisten memberimu informasi. Dia adalah pengajar yang jikalau engkau merendah maka dia tidak bakal merendahkanmu, jikalau engkau selesai satu madah darinya, maka dia tidak bakal putus didalam menambahkan kebaikan kepadamu.
Seandainya buku itu tidak menambahkan sesuatu jikalau cuma penjagaan terhadap kala sehingga bermanfaat dan juga melindungi dari hal-hal yang membahayakan, maka bagi para pengagum buku, hal itu telah merupakan nikmat paling luas dan perolehan pa ling besar. Buku adalah teman baik yang bakal menebas waktu-waktu luangmu, menyelamatkanmu dari kesendirian yang membosankan. Dia dapat bercerita kepadamu tentang kabar suatu negeri, sehingga engkau tahu beritanya, sebagaimana engkau tahu kabar negerimu sendiri.