4 Sistem Evaluasi Supaya Peserta Didik Aktif

Guruedukasi - Evaluasi era ke-21 mengaplikasikan beberapa prinsip evaluasi peserta didik aktif, diantaranya: (1) evaluasi dengan sistem ilmiah, (2) inquiry/discovery learning, (3) proyek-based learning, dan (4) problem-based learning.

Lewat keterkaitan dengan aktif peserta didik dalam beberapa aktivitas belajar ke beberapa langkah evaluasi cara-cara itu, sikap/nilai watak, pengetahuan, ketrampilan, kemahiran era ke-21, kemahiran literatur, dan kemahiran berpikir tingkat tinggi akan automatis didapat oleh peserta didik.

4 Sistem Evaluasi Supaya Peserta Didik Aktif

Berikut dirinci pembelajaran-pembelajaran itu dengan singkat yang kami kutip lewat pediapendidikan.com.

Evaluasi dengan Sistem Ilmiah

Sistem ilmiah sebagai sistem yang umum dipakai oleh beberapa periset dalam mendapati pengetahuan/teori/ide.

Dalam kerangka evaluasi, sistem ilmiah dipakai untuk meningkatkan beberapa cara berpikiran dan bekerja secara ilmiah.

Evaluasi dengan pendekatan ilmiah dapat dimengerti sebagai evaluasi yang terdiri dari:

  • kegiatan memperhatikan (untuk mengenali beberapa hal yang ingin/perlu/belum dijumpai),
  • menanya/merangkum pertanyaan,
  • mengumpulkan info dengan 1 ataupun lebih langkah/tehnik,
  • menalar/mengasosiasi (memakai data/info untuk jawab pertanyaan/menarik ringkasan), dan
  • mengomunikasikan jawaban/ringkasan.
  • Langkah-langkah itu bisa diteruskan dengan aktivitas mencipta.

Inquiry/Discovery Learning

Inquiry/Discovery Learning mempunyai dua proses khusus, yakni mengikutsertakan peserta didik dalam ajukan atau merangkum beberapa pertanyaan (to inquire) dan peserta didik mendapati (to discover) jawaban atas pertanyaan mereka lewat rangkaian aktivitas penyidikan dan beberapa kegiatan semacam (Sutman, et.al. 2008: x).

Evaluasi Berbasiskan Project (Proyek-Based Learning)

Stoller (2006), mendeskripsikan Evaluasi Berbasiskan Project sebagai evaluasi yang memakai project sebagai media pada proses evaluasi untuk capai kapabilitas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

Penekanan evaluasi berada pada beberapa aktivitas peserta didik untuk hasilkan lewat beberapa kegiatan mempelajari, menganalisa, membuat, s/d merepresentasikan produk.

Produk yang diartikan ialah hasil project berbentuk barang atau jasa berbentuk design, pola, karya tulis, kreasi seni, kreasi tehnologi/prakarya, dan sebagainya.

Lewat implementasi Evaluasi Berbasiskan Project, peserta didik latihan berencana, melakukan aktivitas sama sesuai gagasan, dan tampilkan atau memberikan laporan hasil project.

Evaluasi Berbasiskan Permasalahan (Problem-Based Learning)

Evaluasi Berbasiskan Permasalahan (PBM) sebelumnya dipakai pada Program Study Kedokteran di McMaster University Canada (sekitaran tahun 1960).

PBM diterapkan pada peserta didik kedokteran yang praktek, yang dituntut untuk dapat menolong dan mendapati jalan keluar untuk menuntaskan permasalahan kesehatan yang ditemui oleh warga langsung.

Proses belajar itu jadikan peserta didik terdorong untuk belajar, lakukan pengkajian, dan berunding untuk mendapati jalan keluar dari persoalan itu.

Skema belajar ini dituruti oleh beragam program study di Amerika, Eropa, Asia, dan Australia dengan pengkajian pada permasalahan sesuai sektor pengkajian masing-masing.

Berdasar beberapa opini bisa diambil kesimpulan jika Evaluasi Berbasiskan Permasalahan ialah aktivitas evaluasi yang memusatkan pada perpecahan permasalahan riil, ringkas, kontekstual, berwujud permasalahan yang susunannya tidak terang atau belumlah jelas jalan keluarnya (ill-structured) atau open ended yang ada di kehidupan peserta didik lewat proses ilmiah dalam evaluasi, yang aktivitasnya dikerjakan secara bergerombol.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url