Menerapkan Pendidikan Karakter Anak Dalam Islam
Karakter anak harus dibuat mulai sejak anak umur dini. Maksudnya dari pembuatan karakter ini biar anak punyai personalitas yang bagus maka dari itu di saat anak telah beranjak dewasa karenanya dia bisa jadi anak yang shaleh ataupun shalehah maka dari itu segera bisa berikan fungsi yang banyak untuk sesama. Tiada proses pemberian pengasuhan dan pendidikan yang betul, tidak mungkin untuk cetak anak yang berwatak.
Anak yang berwatak pastinya punyai standar dan nilai standarisasi meskipun pointnya mungkin tidak serupa terkait dari kebolehan yang dipunyai anak. Soal yang terunggul untuk dipakai jadi standar merupakan pastinya pembuatan karakter anak yang berpikiran Islam. Dalam Islam sendiri mengontrol perihal bagaimanakah caranya membuat karakter anak. Banyak panutan dan kejadian-kisah yang dapat jadi tempat evaluasi untuk membuat karakter anak.
Dalam Alquran atau Sunnah Nabi banyak dirinci bagaimanakah caranya membuat dan mendidik anak maka dari itu anak dapat menjadi anak yang berwatak. Lantaran pembuatan anak yang berwatak tidak mungkin dijalankan kalau tidak ada contoh nyata yang dapat jadi uswah atau anutan buat anak. Anutan ini jadi penting lantaran anak pula membutuhkan pribadi maka dari itu dia dapat mengikut jalan yang pernah sempat dijalankan oleh pribadi itu.
Selanjutnya bagaimanakah pembuatan karakter anak dalam Islam? Berikut di bawah ini merupakan teknik dan tehnik dalam membuat dan mendidik anak yang berwatak dalam Islam
1. Skema pengasuhan (Hadanah)
Karakter anak dapat dibuat kalau gunakan skema pengasuhan yang betul. Anak-anak punyai tahap-tahapan umur dan dalam bagian umur itu pastinya anak pula membutuhkan perbuatan yang berbeda. Teknik mendidik anak ini segera bisa intensif kalau disamakan dengan umur anak. Anak umur dini pastinya membutuhkan cinta-kasih yang cukup kalau ketimbang mendidik anak yang telah masuk umur dewasa. Implikasi ketabahan di antara anak-anak dapat tidak serupa dengan anak umur dewasa.
2. Suri tauladan
Anutan begitu penting pada proses pendidikan anak. Sebab rata-rata anak cuma dapat menyerupai apa yang telah ada disekelilingnya dan apa yang diberikan padanya. Pembuatan karakter ini bisa jadi berat pada kala tidak ada pribadi yang dapat jadi contoh terlebih orang tua. Orang-tua sebagai contoh anutan paling dekat anak. Sedang orang-tua mestinya mengikut anutan terunggul adalah Nabi Muhammad. Karenanya untuk menolong sukses dalam pembuatan karakter anak karenanya mestinya orang-tua tidak berikan anutan yang jelek di muka anak.
3. Rangsangan dan intimidasi
Rangsangan dan intimidasi mestinya diberikan terhadap anak maka dari itu anak dapat punyai motivasi di saat beraktivitas. Pengenalan intimidasi dan rangsangan ini dapat diberikan dengan bertahap sama dengan kebolehan pikir anak. Dengan pemberian rangsangan karenanya anak dapat terdorong untuk melakukan hal kebaikan. Sedang pendidikan intimidasi karenanya anak dapat belajar untuk jauhi dan tidak mengerjakan kelakuan buruk.
4. Kejadian anutan
Narasi sebagai kejadian yang dapat berikan nilai pendidikan untuk anak. Anak segera bisa tangkap tujuan dari narasi yang dikatakan tanpa adanya kesan-kesan menggurui terhadap anak. Biar nilai pendidikan dapat diserap anak karenanya sempatkanlah mendidik anak dengan membacakan kejadian-kisah menginspirasi untuk anak. Banyak narasi yang dapat kita berikan terhadap anak baik itu kejadian yang ada pada Alquran atau narasi perihal Nabi dan kawan dekat-sahabatnya.
5. Diskusi
Komunikasi di antara orang-tua dengan anak begitu penting untuk dijalankan. Untuk anak umur dini, diskusi yang bagus segera bisa menstimulasi kebolehan bahasa anak. Dengan diskusi dan komunikasi yang bagus terhadap anak juga rapatkan pertalian orang-tua dengan anak. Diskusi yang bagus dapat memandu anak dalam mendalami karakter yang bisa jadi individualitasnya. Karena itu tidak bertanya-tanya dalam bahasa diskusi kita segera bisa mengira satu orang dari mana ia berasal. Diskusi orang jawa pastinya juga tidak serupa secara diskusi orang batak.
6. Latihan pengamalan
Suatu teori atau pendidikan yang diserahkan ke anak harus dikasihkan contoh dalam pengamalan. Dengan bekerja nyata maka akan membekas dalam daya ingat anak maka dari itu tidak hanya retorika semata yang tak kan menempel dalam daya ingat anak. Banyak sebagian contoh pengamalan simple yang dapat berikan. Umpamanya perihal sedekah terhadap pengemis, membersihkan pakaian sendiri, melihat orang/rekan sakit dan masih ada banyak kembali contoh yang lain.
7. Lingkungan yang menyuport
Lingkungan sebagai pembentuk karakter anak yang cukup ampuh. Karakter anak sangatlah dapat dikontrol oleh keadaan lingkungannya. Rekan bermain merupakan magnet yang paling kuat untuk anak menyerupai. Oleh sebab itu biar anak punyai karakter yang bagus diperlukan lingkungan yang bagus pula.
Pembuatan karakter anak bukan sekedar dijalankan dalam area sekolah saja, walau demikian beberapa orang-tua pula punyai keharusan dalam membuat karakter anak. Pendidikan yang berwatak tidak segera bisa sukses dengan maksimum kalau tidak ada kerja-sama yang bagus di antara faksi sekolah dan faksi orang tua. Untuk menolong keberhasilannya pendidikan karakter anak karenanya doa sebagai senjata yang hebat yang penting dipakai.